Awalnya saya tidak percaya ketika senior-senior bercerita bahwa profesor di Jepang akan memperlakukan mahasiswanya berbeda sesuai dengan tingkatan semesternya. Ternyata benar, tahun pertama layaknya surga, tanpa tekanan dan bebas dari target capaian. Tapi di tahun kedua, senyum-senyum manisnya hilang dan berubah layaknya serigala yang siap menerkam.
Ketika Profesor Berubah Jadi Serigala Layaknya Ganteng-Ganteng Serigala bersiaplah untuk tunduk dan berusaha untuk menerima argumennya. Jika tidak, masa depan akan lebih suram. Baru pagi hari ini merasakan di depan mahasiswa lainnya memarahi dan membentak saya dan 2 orang teman mahasiswa asing lainnya.
Seperti biasanya, pagi ini dilaksanakan teknikal seminar alias presentasi giliran setiap anggota laboratorium untuk menjelaskan tata cara penggunaan alat-alat di laboratorium dalam bahasa Jepang. Dan seperti biasa, semua anggota dan asosiate profesor lengkap telah berada di ruang seminar yang berukuran 4×8 m dan tepat Pk. 08.00 datanglah Kepala Lab yang tentunya adalah profesor.
Entah apa yang ada dipikirannya, setelah presentasi selesai. Kemudian mulai mengungkit kesalahan salah seorang mahasiswa yang diketahuinya mengabaikan aturan laboratorium. 5 menit kemudian, untuk pertama kalinya beliau memarahi saya
“Jika kamu tidak suka dengan seminar setiap pagi, kamu tidak usah ikut seminar! termasuk mahasiswa asing lainnya juga”
Dengan nada tinggi, awalnya kita shock, karena biasanya aman-aman saja tidak pernah memarahi mahasiswa asingnya. Tapi dipikir-pikir wajar juga sih…. emang kita ga suka, masalahnya dalam bahasa Jepang, ya wajar aja kita pelanga pelongo hehe.
Ini sebuah pertanda, tekanan dan tensi mulai meninggi. Apalagi ketika meminta libur musim panas dia bilang, No publication..no vacation…
Terkadang saat ini, ketika di pertemuan laboratorium suka tiba-tiba volume suaranya meninggi, pertanda ada sesuatu yang tidak sesuai kehendaknya. Wajar di lab saya target publikasi setiap tahunnya sangat tinggi, begitulah ternyata cara seorang profesor untuk menjaga mahasiswa tetap dalam jalur yang diinginkannya.
Tapi untungnya ada teman seperjuangan yang selalu menjadi tempat untuk berkeluh kesah, pagi, siang, dan malam selalu bersama-sama dalam suka dan duka.
Semoga masih bisa bertahan… Ayo semangat!!