Nazroel.id – Mengapa saya tulis “Pada Umumnya”, karena ternyata setiap Profesor di salah satu Universitas Negeri di Jepang memiliki ciri khas atau gaya tersendiri dalam memimpin dan mengembangkan Departemennya. Dalam setiap diri Profesor memiliki visi dan misi baik itu untuk pribadi maupun Departemennya.
Sebagai contoh, saya harus mati-matian merevisi dan mempertahankan tulisan untuk disertasi atau PhD thesis. Banyak sekali coretan revisian dari Profesor disetiap halamannya, bahkan halaman yang telah direvisinya pun direvisi kembali.
3 teman seangkatan di 3 departemen yang berbeda, profesornya sama sekali memperlakukannya berbeda dengan saya.
“Your thesis is single author, so no need my revision” ujar profesornya teman saya di Departemen lain.
“My profesor doesn’t care about my thesis, he asked me to prepare by myself” lanjut teman di Departemen lainnya.
“Thesis itu hanya syarat lulus, bahkan profesor membebaskan formatnya” kata teman sebangsa yang berbeda Departemen serta Fakultas.
Dari ketiga teman saya itu, profesor hanya mewajibkan 1 publikasi internasional untuk syarat lulus, sedangkan saya harus 3 publikasi internasional, padahal dalam satu universitas yang sama.
Dari sini bisa diambil kesimpulan bahwa setiap profesor di Jepang memiliki gaya dan cara tersendiri. Oleh karenanya, berikut adalah hasil analisa saya mengapa pada umumnya profesor di Jepang Banyak Memiliki Publikasi dan paten.
- Publikasi internasional banyak berasal dari bimbingan mahasiswa S3
- Penelitian mahasiswa S1 dan S2 tidak diwajibkan publikasi seagai syarat lulus, walaupun tidak diwajibkan tetapi outputnya tetap publikasi atau paten yang ditulis langsung oleh asosiate/asisten profesornya.
Untuk mencapai 2 poin diatas dengan optimal profesor di Departemen saya saat ini terlihat :
- Menjadi pemimpin yang disegani oleh semua anggota Departemen
- Membuat dan menerapkan visi, misi, aturan, yang jelas di Departemen
- Konsisten, disiplin, tegas dan menjadi panutan
- Profesional di kegiatan akademik dan non-akademik
- Membangun suasana kekeluargaan dan kebersamaan
- Mengorganisir kegiatan rutin pertemuan harian, mingguan, dan bulanan
- Merencanakan dan menyusun agenda kegiatan yang jelas minimal 1 tahun kedepan dan dirinci di pertemuan rutin
- Memiliki bargaining position dengan alumni termasuk kerjasama dengan industri
Itulah sekilas alasan mengapa pada umumnya seorang profesor di Jepang memiliki banyak publikasi dan paten. Dari sini saya bersyukur berada di Departemen ini. Saya merasa yakin, profesor saya seperti ini karena dahulu dididik oleh profesor pendahulunya di Departemen ini.
Walau di blog ini banyak sekali suka dan dukanya terkait profesor saya ini, pada akhirnya tetap harus dipilih mana yang bisa dijadikan contoh kedepannya kelak disesuaikan dengan kondisi di Indonesia dan tentunya cara saya sendiri. Menjadi diri sendiri adalah penting!