Nazroel.id – Salah satu alasan mengapa memilih Kumamoto adalah faktor cuaca. Lokasinya di selatan Jepang setidaknya kondisi di musim dingin alias winter tidak bakal separah di paling utara Jepang.
Mengapa menghindari musim dingin? Sederhana, silahkan saja masuk beberapa menit ke lemari es/kulkas, begitulah suasana winter disini.
Orang banyak berfoto ria, senyum merekah, itu hanya beberapa saat saja, faktanya hampir semua orang membenci winter, termasuk saya.
Berikut kondisi salju dari apartemen saya setahun yang lalu. Winter tahun pertama tidak sampai ada salju di kumamoto, tidak heran warga disini menikmati adanya salju, soalnya jika ingin melihat salju harus ke daerah pegunungan Aso layaknya puncak di Indonesia
Winter itu merugikan! Ini buktinya :
1. Setiap di apartemen harus menyalakan AC
Ini bukti pertama jikalau musim dingin harus merogoh kocek lebih dalam untuk biaya listrik. Suhu mencapai dibawah 10, saatnya menggunakan AC. Walhasil tagihan listrik meningkat 2 kali lipat dari sebelumnya.
[Baca : CARA HIDUP HEMAT DI JEPANG]Bisa saja menggunakan penghangat gas, dan alatnya pun dikasih gratis sama perusahaan gas. Hanya ternyata tetep saja harus bayar gas dan lebih mahal jika dihitung kembali.
2. Pakai baju rangkap
Selain baju rangkap pastinya harus menggunakan jacket. Celana juga sama. Otomatis, mencuci menjadi lebih sering dan outputnya beban listrik meningkat. Intinya sih, tidak nyaman saja pakaian harus serba rangkap.
3. Pakai sepatu
Di Departemen saya saat ini, mahasiswa bebas menggunakan pakaiannya, tidak ada aturan khusus. Menyesuaikan sendiri dengan musim nya.
Terkadang menjadi bahan bercandaan antara mahasiswa asing disini, tingkat pendidikan seseorang khususnya perempuan Jepang bisa dinilai dari “rok mini” nya, semakin tinggi rok-nya semakin tinggilah tingkat pendidikannya. Umumnya mahasiswa master dan S3 disini menggunakan pakaian ketat ketika musim panas.
Termasuk sepatu, mau pakai sendal juga bebas ke kampus. Tapi jika musim dingin, sepatu adalah pilihan tepat dengan berkaos kaki. Kaos kaki kembali ke output cucian walau aga sedikit maksa hihi.
4. Alergi dingin
Nah ini yang sedikit berbahaya, untuk orang tertentu terkadang dingin bisa membuat kulit kering bahkan muncul bercak merah. Dan itu terjadi sama saya pada awal datang ke Jepang.
Alhamdulillah, hal itu tidak terjadi lagi.
5. Amunisi makanan minuman bertambah
Di musim dingin, godaan untuk menyimpan makanan minuman berlebih akan meningkat. Teh, miso soup, corn soup dan lainnya yang diseduh dengan air hangat menjadi pilihan. Khususnya makanan, sekali ke supermarket maka siap menimbun semua makanan ringan maupun berat untuk dinikmati di apartemen.
Lagi-lagi hal ini cukup menguras kantong yen.
6. Malas mandi dan berolahraga
Ini hal lainnya yang saya anggap cukup membuat menderita. Terkadang air tidak keluar karena beku. Ketika air normal, maka air hangat jadi pilihannya, otomatis biaya gas pun meningkat dua kalinya. Berhenti berolahraga adalah hal lainnya yang bisa terjadi di winter, hanya orang-orang yang melawan dingin lah yang tetap beraktivitas olah raga.
Tapi dari semua hal diatas, musim dingin di Jepang cukup menantang, bagaimana tidak, untuk menghindari hal-hal diatas, berlama-lama tinggal di laboratorium adalah solusi jitu. Sehingga, produktivitas pun meningkat Oleh karenanya banyak orang Jepang disini gila kerja di musim dingin.
Paling tidak saya akan menikmati musim dingin terakhir saya di Jepang. Sebuah tantangan yang harus dilalui untuk kembali mengabdi ke tanah air.