Nazroel.id – Sudah sekian lama Kota Cimahi belum memiliki lapangan basket terbuka untuk umum yang memadai selain di Gor Sangkuriang. Beberapa sekolah SMA/SMP, Universitas dan komplek perumahan di Cimahi memang memiliki lapangan basket, sayangnya tidak memenuhi standar Perbasi dan tidak bersifat untuk umum.
Sebagai pengagum olah raga basket sejak kecil, dilahirkan di Kota Tasik, rumah tidak jauh dari Lapangan Basket Dadaha yang hingga kini masih terjaga baik lapangan indoor maupun outdoornya. Khusus untuk lapangan outdoor, itu terbuka untuk umum dan gratis.
Hal itulah yang diimpikan di Kota Cimahi, kota dimana anak dan istri saya mengarungi hidup saat ini. Ruang terbuka sudah harus dibuatkan di Cimahi. Tapi tidak hanya asal membuat, melainkan sesuai fungsinya.
Kabar baiknya, kini telah hadir lapangan basket di Taman Kartini, Baros. Sayangnya berukuran mini, hanya satu ring, dan itupun tinggi dan papan pantul ring tidak sesuai standar. Selain itu, luas dan garis three point tidak sesuai standar 3 on 3 FIBA.
Disekitarnya terdapat fasilitas sarana skateboard, lapangan futsal sintetis mini, toilet, taman dan tempat duduk. Di hari minggu, taman kartini yang dulunya sedikit menyeramkan, saat ini mulai ramai didatangi warga Cimahi.
Sepertinya pembangunan lapangan basket mini ini ditujukan hanya untuk tempat berkumpul warga, bukan untuk prestasi, atau mungkinkah pencitraan pejabat pemkot saat ini?
Apresiasi buat Pemkot Cimahi, namun kami masih menunggu pembangunan lapangan basket untuk prestasi, sebagai solusi, di Komplek Pondok Mas, Leuwigajah, bisa dibantu untuk perbaikan 2 ring Basket, agar lapangan multi fungsi ini bisa digunakan untuk arena latihan para calon pebasket yang mewakili Cimahi nantinya.