Nazroel.id – Banyak dosen di Indonesia yang merasa sangat terkesan dengan pesan awal semester Rektor IPB, Prof. Arif Satria.
SALAM PEMBELAJAR
Oleh:
Arif Satria
Saya ucapkan selamat kepada Bapak/Ibu Dosen IPB yang akan memulai tugas mulia melaksanakan kegiatan perkuliahan semester genap pada 20 Januari 2020. Marilah kita beri muatan lebih perkuliahan dengan tidak sekedar menyampaikan dan menjelaskan teks materi kuliah, tetapi juga menginspirasi mahasiswa. Kata pepatah, the great teacher is inspiring. Menginspirasi berarti menggugah mahasiswa utk semakin bersemangat untuk belajar, berpikir dan berbuat sesuatu untuk kemaslahatan. Semakin kita mampu menginspirasi, semakin cinta mahasiswa pada ilmu yang kita ajarkan, dan semakin cinta mahasiswa pada perkuliahan kita. Kecintaan mahasiswa pada perkuliahan kita adalah pintu untuk membuat mereka menjadi powerful agile learner, sebagaimana yang kita inginkan dari Kurikulum baru IPB 2020 atau K2020.
Menjadi pembelajar yang lincah dan tangguh adalah bekal penting menghadapi perubahan dan ketidakpastian. Hanya orang yang bermental pembelajar yang akan bisa adaptif terhadap perubahan. Ilmu terus berkembang dan hanya pembelajar yang tangguh yang akan terus dapat mengikuti perkembangan ilmu, dan bahkan bisa menjadi penentu kecenderungan ilmu pengetahuan. Kata Stephen Covey, “teruslah menggergaji, tapi jangan lupa mengasahnya” Ilmu dan skill yang kita gunakan suatu saat akan tumpul di saat volatilitas perubahan terjadi, kecuali bila kita mampu terus mengasahnya. Mengasah adalah ciri pembelajar.
Bangsa-bangsa besar sepanjang sejarah masa lalu dan masa depan selalu bertumpu pada kekuatan warganya yang pembelajar, dan kampus pun lalu menjadi pilar. Semakin besar sebuah bangsa akan selalu dicirikan dengan semakin banyaknya kampus-kampus hebat. Tak mungkin inovasi Korea Selatan dan Tiongkok bisa melesat secepat ini tanpa kekuatan kampus-kampusnya yang berisi para pembelajar hebat.
Dengan menuntut mahasiswa menjadi pembelajar mestinya juga menuntut kita sebagai dosen untuk menjadi pembelajar. Kata Ki Hajar Dewantara, “Ing ngarso sung tulodho”. Di depan kita harus memberi teladan. Spirit pembelajar butuh keteladanan, dan bagi mahasiswa dosen lah sumber keteladanan. Keteladanan yang paling sederhana adalah kedisiplinan dosen, seperti masuk ruang kuliah tepat waktu. Keteladanan berikutnya adalah keteladanan sebagai pembelajar: (a) selalu update isi buku, jurnal, inovasi, dan riset terbaru, (b) selalu update metode pembelajaran terkini, (c) selalu update perkembangan situasi teraktual baik lokal, nasional, maupun global, dan (d) selalu berusaha memberi solusi atas tantangan situasi baru tersebut. Memberi keteladanan adalah memberi inspirasi. Keteladanan sebagai pembelajar adalah inspirasi yang luar biasa.
Dosen pembelajar adalah dosen kontekstual, selalu mencermati perkembangan konteks dan memahami posisi di titik ordinat mana kita berdiri dalam peta situasi perubahan yang ada. Sementara itu sebaliknya dosen tekstual adalah dosen yang hanya menyampaikan teks tanpa sentuhan relevansi terhadap realitas yang ada. Tentu yang lebih kita butuhkan adalah dosen kontekstual karena merangsang mahasiswa untuk turut memahami konteks masalah, sehingga perkuliahan akan lebih terasa manfaatnya untuk kehidupan. Perkuliahan yang bersentuhan dengan realitas bisa menjadi bagian dari proses mencari solusi atas masalah yang ada. MIT adalah kampus hebat di USA yang kini mulai mengarahkan materi perkuliahannya untuk memecahkan masalah. MIT sadar bahwa complex problem solving adalah skill yang harus dimiliki mahasiswa menghadapi VUCA.
Selanjutnya dosen pembelajar adalah dosen transformatif, yang selalu belajar dan berpikir tentang perubahan dan bahkan selalu ingin menjadi pelaku perubahan. Karena itu, dosen pembelajar sesungguhnya adalah penggerak kehidupan.
Semoga perkuliahan semester genap ini dapat kita isi dengan semangat baru untuk menghasilkan para mahasiswa pembelajar dan sekaligus menjadikan diri kita sebagai dosen pembelajar.
Salam Pembelajar !
Bogor, 19 Januari 2020