Alhamdulillah, satu persatu pengorbanan kesendirian di Jepang mulai menuai benih. Setelah paper pertama published dan yang kedua dalam proses, kini anak paling gede jagoan ayah, Zahran Avisena Wathoni tak hanya juara kelas tapi juga meraih juara umum di SD nya dengan nilai rata-rata 9.4.
Itulah salah satu alasan mengapa saya tidak membawanya ke Jepang. Semua orang mengakui bahwa pendidikan di Jepang lebih baik dibanding di tanah air, betul sekali, tapi itu bagi mereka yang akan terus tinggal di Jepang.
Saya percaya pemerintah Indonesia berusaha keras untuk membuat sistem pendidikan terbaik untuk negaranya. Tinggal kita memilih sekolah mana yang memiki proses dan output yang baik.
Belum lagi permasalahan perpindahan sekolah dari Jepang ke Indonesia yang belum tentu berjalan mulus terutama untuk masa depannya.
Selamat anakku Zahran, maaf ayahmu tidak bisa terus mendampingimu 2 tahun terakhir ini, insha allah April 2017 kita bisa kembali berkumpul bersama.
Ingat Aa zahran, Jangan merasa puas dengan prestasi ini, tetap rendah hati alias jangan sombong, selalu kerja keras dan berpikir cerdas serta kreatif, jangan lupa sholat dan berdoa ya.
Miss and luv u Zahran!