2 lebaran sudah dilalui dengan kesendirian di Jepang. Lebih bermakna lagi ketika sanak family berbahagia di Indonesia berkumpul bersama, saya harus berjibaku menyelesaikan target yang harus dicapai. Tidak ada gema takbir yang biasa terdengar melalui pengeras suara Mesjid. Mesjid satu-satunya di Kumamoto, speakernya pun hanya untuk di dalam mesjid.
Ketika Malam Takbiran Berjibaku Bersama Mahluk Mutan harus dijalani, sedih rasanya ketika harus bergaul bersama ke-12 mencit spesial tanpa rambut ini.
Biarlah blog ini mencatat perjalanan waktuku, mungkin suatu saat tulisan ini menjadi saksi bisu di masa yang akan datang.
Dari hati yang paling dalam, saya ucapkan kepada pembaca setia “taqabbalallahuminna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum” Selamat hari raya Idul Fitri 1436H, Mohon maaf lahir batin. (Nasrul Wathoni dan keluarga)
Alhamdulillah, di Jepang saya bertemu pengunjung setia blog ini. Tanpa saya sadari, dia bilang “Oh ternyata ini toh… sama kaya di blog wajahnya… sebelum saya bertemu bapa, saya sudah tahu duluan tentang bapa, terimakasih atas tulisannya sangat bermanfaat bagi saya” mungkin masih banyak silent reader yang tidak saya sadari, semoga tulisan di blog ini menginspirasi para pembaca semua, aamiin.