Nazroel.id – 2 tulisan sebelumnya terkait cara e-mail profesor dan alasan mengapa profesor menerima sebagai calon mahasiswa adalah murni pendapat saya pribadi tanpa konfirmasi ke profesornya.
Baca : Alasan Profesor Menerima Mahasiswa Asingnya
Kemarin malam adalah hari bersejarah seketika makan malam berdua bersama asociate profesor menjelang seminar/conference di Kagoshima-Jepang sekitar 167 km dari Kumamoto, Kota paling ujung Pulau Kyushu. Kota dengan penduduk terbahagia kedua setelah Okinawa di Jepang menurut survei terakhir oleh koran lokal Jepang.
Dari hati ke hati akhirnya mulai membuka rahasia mengapa saya diterima menjadi kandidat Doktor di tempatnya. Saya rasa curhatan ini bermanfaat bagi para calon pejuang Doktor lainnya yang belum mendapatkan profesor untuk kuliah ke Luar Negeri.
Bagi yang mendapat profesor hasil dari rekomendasi itu lain cerita. Disini khusus buat calon mahasiswa yang benar-benar asing alias baru kenal dari e-mail.
1. E-mail dianggap mencerminkan kepribadian pengirim
Hindari e-mail spammer, alias kirim konten sama untuk semua profesor di seluruh dunia. Atau, hanya ganti nama, trus dikirim ke tiap profesornya.
Cara membuat e-mail bisa baca tulisan sebelumnya.
Baca : Tips cara email dan dapat LoA dari supervisor/profesor untuk kuliah ke Luar Negeri
“Setiap profesor menerima e-mail dari calon mahasiswa asing, kemudian didiskusikan dengan saya” ujar asosiate profesor
“E-mail menjadi refleksi kepribadian dari pengirim, niat dan tulus tidaknya bisa ditebak, apa dia benar ingin mengikuti penelitian yang sedang kita lakukan” lanjutnya
Rahasia yang saya tebak ternyata benar, mereka senang kalo pengirim email telah mempelajari publikasi terakhir di laboratoriumnya dan mau mengikuti topik penelitiannya.
Pada intinya mereka takut calon mahasiswa asingnya tidak bisa beradaptasi dengan keadaan di laboratoriumnya. Sehingga bisa dikatakan peluang akan lebih kecil diterima jika tidak ada rekomendasi dari seseorang.
2. CV penilaian berikutnya
Sedikit terkejut juga ketika dia bilang mempelajari Curicullun Vitae dan mengecek track record publikasi internasional saya.
Kebetulan publikasi terakhir saya terkait dengan penelitian di lab-nya.
“Saya lihat CV kamu, dan publikasinya, dari sanalah profesor mengambil keputusan untuk membalas dan membuka percakapan” ujarnya.
3. Tatap muka dan ujian adalah penilaian terakhir
Beberapa bulan sebelumnya, saya juga berhasil mendapatkan profesor dari Leiden University, bedanya dia minta Skype, setelah saya mengemailnya. Namun, satu dan lain hal, akhirnya saya milih profesor di Jepang.
Khususnya untuk di Jepang, entrance examination atau ujian masuk menjadi syarat utama diterima secara resmi menjadi mahasiswa.
“Ketika kamu datang pertama kali dan bertemu saya, dari situlah saya berpikir, apakah benar orang ini sesuai penilaian lewat e-mail sebelumnya” katanya.
Ujian masuk sebenarnya asal mengikuti sesuai prosedur dan tidak ada kendala di bahasa inggris, 99% akan diterima jika profesor mau menerimanya.