X

Berencana Kuliah di Jepang? Perhatikan Hal Berikut Ini Sebelum Menyesal Kemudian

Nazroel.id – Dimanapun tempat kuliah pasca sarjana berada baik itu di dalam maupun di luar negeri yang paling penting adalah mencapai tujuan utama yakni lulus dan mendapat gelar dari Perguruan Tingginya. Lalu apa hal yang harus diperhatikan jika berencana ingin kuliah ke luar negeri tepatnya di Jepang?

Berikut adalah hal yang harus diperhatikan yang dibagi menjadi hal umum dan khusus, tulisan berikut ini berdasarkan observasi pribadi. Hal-hal berikut pula sering ditanyakan ketika wawancara untuk mendapatkan beasiswa.

1. Hal khusus

Profesor

Sebelum saya tiba di Jepang, banyak yang bilang “Di Jepang, Profesor adalah raja”. 99% tepat, mengapa? diterima tidaknya menjadi mahasiswa dan lulus tidaknya ada di tangan profesor alias pembimbing, selain itu regulasi untuk mendapatkan gelar sering ditambah dari standar yang diberikan oleh universitas. Karena sebagai raja di laboratorium, tergantung kebiasaan dan bawaan masing-masing profesornya.

Sebagai contoh, di laboratorium saya saat ini wajib 3 publikasi jurnal internasional atau 2 publikasi 1 submit, atau 1 publikasi di impact factor sekelas nature. Padahal di Universitas di Jepang syaratnya hanya 1 publikasi. Jadi jangan heran jika saya saat ini telah memiliki 2 publikasi, dan kemarin 1 disubmit, karena di laboratorium ini didorong agar tercapai target tersebut.

Contoh lainnya, saya dibimbing dengan ketat dan diberikan panduan jelas terkait tata cara penulisan PhD tesis, di lab lain, profesor yang acuh tak acuh juga ada yang mengganggap Disertasi hanyalah sebuah syarat, bahkan membebaskan tata cara penulisannya.

Terakhir, di laboratorium saya seketika beres menulis sebuah manuscript maka akan langsung diperiksa oleh asosiate profesor dan kemudian profesior akan melakukan proses submision. Di laboratorium lain, muncul syarat tertentu sebagai contoh harus menunggu mahasiswa lainnya yang belum publikasi, sehingga waktu kelulusan menjadi tertunda dan bahkan harus pulang dulu tanpa gelar.

Solusi :

Walaupun terkadang hal ini bisa diketahui setelah masuk ke labotoriumnya, paling tidak memikirkan baik buruknya perilaku calon profesor, caranya tanya dan investigasi sebelum menjadi mahasiswa. Jika sudah terlanjur sebagai mahasiswa, faktor umum dibawah menjadi solusi jitu untuk mencoba mengatasinya dan dianggap sebagai tantangan.

Topik penelitian

Ini menjadi hal yang paling penting terutama untuk mahasiswa S3. Apa yang akan dilakukan di Jepang, maka akan berkutat dengan topik penelitian yang dipilih. Topik penelitian ini pula yang bisa membawa apakah bisa lulus tepat waktu atau tidak.

Contohnya, kebaruan sangat penting dan lihatlah saingan lainnya di dunia yang meniliti topik tersebut, karena tujuan akhir adalah publikasi internasional.

Solusi :

Halangan topik penelitian bukan muncul dari alat dan penunjang lainnya, karena nyaris tersedia semua di Jepang. Tantangan muncul dari diri sendiri, apakah menguasai topik penelitian tersebut, apakah mungkin untuk melakukan penelitian tersebut selama jangka waktu studi, apakah mungkin dipublikasikan di jurnal internasional sebagai syarat lulus?

Tentukanlah jauh-jauh hari, pilihlah topik penelitian dengan memiliki kebaruan yang tinggi.

2. Hal umum

Niat, tujuan, dan motivasi

Dalam mengarungi masa penelitian dan perkuliahan akan mendapatkan tantangan dan gangguan baik yang timbul dari diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan.

Sebagai contoh, dari diri sendiri tidak jarang akan merasakan homesick, penyesalan yang tidak jelas, bosan, dan lainnya. Dari orang lain, tidak heran jika ada yang mencibir mengapa memilih univeritas, topik penelitian, kebiasaan di kampus dll. Lingkungan, dijelaskan berikutnya.

Solusi :

Oleh karenanya, tentukan lah niat, tujuan, dan motivasi, lebih baik tuangkan dalam sebuah tulisan apa target dan rencana yang akan dilaksanakan dan harus dicapai.

Dana dan Beasiswa

Minimal memiliki kepastian, apakah dana pribadi, atau dari beasiswa. Hidup di negara orang tentunya membutuhkan biaya hidup beberapa kali lipat dari hidup di tanah air. Jangan sampai karena biaya, kuliah putus ditengah jalan.

Solusi :

Jika berasal dari beasiswa harus diperhatikan pula, biaya-biaya yang tidak termasuk dalam cakupan beasiswa, seperti konferensi internasional, selain itu perhatikan syarat dan ketentuan dari beasiswanya, apakah diharuskan mengabdi setelah lulus, apa sanksi jika tidak lulus dan lainnya. Bagaimana jika studi diperpanjang.

Keluarga dan teman seperjuangan

Orang tua, istri, atau anak harus menjadi motivasi bukan berkebalikan menjadi batu sandungan. Restu dan doa dari keluarga adalah modal yang tidak terhingga. Selain keluarga, teman yang senasib dan seperjuangan juga diperlukan.

Solusi :

Diskusi dan konsultasi sebelum berangkat, baik dengan keluarga dekat maupun teman.

Iklim, gempa dan budaya

Minimal mengetahui iklim apa yang akan dihadapi di Jepang nantinya. Gogling, berapa kira-kira suhu rata-rata di setiap bulannya, siapkan diri anda untuk menghadapinya.

Belum lagi gempa adalah hal biasa dan tsunami alert bukan hal aneh.

Budaya, kebiasaan orang Jepang terutama, berbeda dengan kita.

Solusi :

Ini Jepang bung! bukan tanah abang, beradaptasilah cari informasi terkait Jepang dan lepaskan segala atribut yang dibawa dari Indonesia. Statusnya adalah seorang mahasiswa/i.

Pilihlah daerah jauh dari pantai jika memungkinkan kalau ingin tenang dari tsunami.

Doa dan ikhtiar

Terakhir, setiap orang punya garis tangan sendiri, percayalah setiap orang telah memiliki jalannya sendiri. Berdoa dan berikhtiar serta berserah diri kepada Allah SWT adalah cara yang paling jitu. Kita bisa berencana dan berbuat tetapi hasil akhir hanya yang di Atas yang tau.

nazroelwathoni: Hi, selamat datang di blog pribadi saya yang dikemas santai dan mengutamakan manfaat. Hanya sekedar menuliskan apa yang ada di kepala saya ketika menulis di blog ini. Semoga bermanfaat!
Related Post