Nazroel.id – Sedikit demi sedikit mulai terurai rahasia mengapa lulusan dari Kumamoto University khususnya di departemen/laboratorium saya ini sangat memperhatikan tempat dimana mereka menuntut ilmu sebelumnya. Memperhatikan disini maksudnya adalah tetap berkomunikasi berperan aktif baik untuk kemajuan departemennya maupun tempat kerjanya.
Walau dikenal dengan keunikan dari gaya profesor pemimpin departemen ini, terkenal feodal dan disiplin menegakan aturan yang dibuatnya, semua berubah drastis dengan suasana kekeluargaan di ajang rekreasi departemen yang digelar setiap tahunnya.
Berikut adalah rekreasi pada 2 tahun yang lalu dengan mengunjungi Nagasaki dan sekitarnya,
Tahun lalu laboratory trip digelar ke Thailand sekalian mengikuti seminar, kebetulan saya lebih memilih untuk kabur ke Indonesia bertemu sanak family [Baca : BOOKED! MULAI BERANI TANPA SEIZIN YANG PUNYA KEDUA KALINYA HIHI, GILA!].
Tahun ini kami pergi ke Yamaguchi prefektur selama 2 hari, tempat berbatasan antara pulau Kyushu dan Honshu. Banyak tempat historis disini, yang menjadi ciri khas disini adalah jembatan Kanmon, jembatan penghubung pulau Kyushu dan Honshu yang memiliki terowongan sepanjang 780 m di bawah air yang dilewati berbagai kapal laut besar.
Sebelum pergi ke tempat ini kita menikmati hidangan ikan Fugu, ikon yang menjadi ciri khas prefektur ini. Harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah per ekornya. Kenyang makan siang kemudian mengunjungi tempat legendaris pertempuran 2 orang yang jago samurai.
Setelah itu pergi ke Kuil sebelum melakukan Barbeque party di bukit dekat jembatan Kanmon yang menutup perjalanan di hari pertama.
Di hari kedua, kita mengunjungi salah satu tempat pertambangan minyak dan batubara bersejarah di Jepang, yakni Manda Coalmine. Sambil menuju pulang, mengunjungi museum perang Jepang masa lalu.
Beginilah orang Jepang, rasa ingin tahu dan menghargai sejarah orang masa lalu menjadi tujuan utama setiap laboratory trip-nya.
Dibalik perjalanan ini, alumni menyisihkan sebagian penghasilannya untuk perjalanan ini dengan sukarela. Oleh karenanya, saya tidak membayar sepeser pun walau makan, minum, dan transportasi yang wah.
Perjalanan seperti inilah membuat memori ketika suatu saat meninggalkan laboratorium ini membekas. Dibalik kerasnya departemen ini mendidik mahasiswanya untuk meraih gelar, disitupula kebersamaan dibangun. Luar biasa!
Foto dibawah ini mungkin terlihat biasa bagi yang melihatnya, namun bagi saya ini sangat berarti dan luar biasa, mengapa? karena Profesor saya menawarkan diri untuk memotret saya… sesuatu yang mustahil terjadi di kampus
Video nya menyusul ya…