Tidak pernah bermimpi sedari kecil bisa berwisata ke suatu negara dengan manfaatkan waktu transit yang ada. Setelah sebelumnya menikmati kota Taipe. Liburan summer kali ini giliran Korea Selatan, tepatnya Seoul.
Lahir di kota Tasikmalaya yang jauh dari hingar bingar ibu kota, ternyata bisa juga nyampe ke negaranya Lee Min Ho. Itulah salah satu kelebihan jika kuliah di Luar Negeri.
Hal biasa bagi orang berduit jalan-jalan ke luar negeri. Tapi bagi orang udik berpenghasilan terbatas adalah hal yang luar biasa.
Memanfaatkan kebijakan imigrasi Korea yang memperbolehkan orang Indonesia keluar bandara tanpa visa asalkan memegang tiket berikutnya, menjadi dasar mencari maskapai penerbangan dengan harga murah untuk kembali ke tanah air tetapi transit lama di Incheon.
Dan dapatlah Korean Airlines dengan 60ribu Yen Fukuoka-Incheon-Soekarno Hatta. Transit 28 jam sengaja dipilih, kebetulan ada sodara yang bekerja di Korea yang sudi menampung saya untuk menginap dan menjadi tur guide.
Cerita berikutnya bakal seru lengkap dengan fotonya.
Ansan Kota Industri layaknya Kampung Sendiri
Kaget ketika sampai di kota Ansan, sebuah kota 45 km dari Incheon. Disini terdapat pula perkampungan China atau China Town, termasuk banyak dijumpai warga Indonesia khususnya berprofesi sebagai TKI.
Karena lewat 10 malam, kereta dan bus sudah tidak beroperasi. Walhasil nail taxi bandara. Kaget juga, di Korea stir kiri, maklum orang udik mulai beraksi. Satu jam perjalanan harus merogoh kocek sekitar 700ribu rupiah.
Di Ansan terlihat layaknya di pertokoan di Indonesia. Parkir mobil tidak tertata rapi, sampah banyak berserakan. Kabarnya seminggu sampai 10 ton, dan disini TKI berjumlah 10.000 orang, wajat restoran Indonesia pun bertebaran.
Saatnya menuju ibu kota Korsel, Seoul. Yuk kita lihat liputannya di postingan berikutnya.