X

Kok Bisa Jadi Profesor Termuda di Unpad?

Nazroel.id – Bagaimana perasaan sebagai Profesor termuda di Universitas Padjadjaran (Unpad)? Pertanyaan itu muncul dari kolega yang penasaran dan mungkin juga sedikit terinspirasi untuk mengikuti jejak.

Jawabannya singkat, perasaan saya sangat senang dan memang sudah waktunya sesuai regulasi yang ada, jadilah seorang dosen yang mentaati regulasi yang ada, baik itu dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas, Fakultas, maupun Program Studi.

Kuncinya adalah jadikan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi menjadi rutinitas dan berbasis output sambil aktif mengabdi di unit kerja sesuai kemampuan yang dimiliki.

Output riset menjadi fokus setiap semesternya yang menjadi satu kesatuan dengan pengajaran dan pengabdian. Jadikan mahasiswa bimbingan menjadi rekan kerja seorang dosen.

Dengan demikian, untuk mengejar poin angka kredit Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian secara natural akan tercapai. Terpenting, dukungan akan muncul dari Senat Fakultas maupun Universitas, dan pada akhirnya dari Kementrian.

Tentunya hal ini tidak akan mulus bila iklim akademik, riset, dan pengabdian tidak tercipta dengan dukungan regulasi dari Universitas.

Percepatan raihan jumlah Guru Besar (GB) sebagai salah satu peningkatan indikator kinerja di Universitas dan Fakultas sangat memperlancar proses.

Sistem informasi kepagawaian internal Universitas sebagai langkah skrining awal siapa saja dosen yang sudah eligible sangat membantu sebagai dasar pimpinan mengajak para dosen untuk mengajukan GB pada periode tertentu.

Disitulah sebetulnya titik dimana awal kita untuk fokus mengurusi semua berkas ajuan GB yang dibutuhkan, tentunya doa dari orang tua, keluarga terdekat, dan kolega sangat berperan hingga menjadi GB termuda di usia 39 tahun.

nazroelwathoni: Hi, selamat datang di blog pribadi saya yang dikemas santai dan mengutamakan manfaat. Hanya sekedar menuliskan apa yang ada di kepala saya ketika menulis di blog ini. Semoga bermanfaat!
Related Post