Nazroel.id – Kritik sebagai salah satu bentuk kontrol terhadap lembaga pendidikan adalah suatu keharusan. Hal ini bersinergi dengan kebutuhan lembaga untuk terus menerus melakukan peningkatan kinerja yang dapat berdampak positif terhadap lembaga dan masyarakat.
Sebagai lembaga pendidikan, ranah-ranah diskusi dan debat yang berkembang sudah sepatutnya dimaksudkan untuk membangun lembaga, tidak semata-mata kritik “membabi-buta” tanpa disertai dengan keingin-tahuan (yang seharusnya dimiliki seorang cendekia) atas permasalahan yang diperdebatkan.
Gejolak yang terjadi akhir-akhir ini seakan me-nihil-kan apa yang telah dicapai oleh Universitas Padjadjaran (UNPAD) sebagai lembaga pendidikan, yang didalam prosesnya melibatkan kerja keras seluruh civitas akademika.
Catatan-catatan prestasi yang telah
menjadikan UNPAD naik peringkat baik secara nasional maupun dalam kegiatan-kegiatan internasional sangat disayangkan tidak pernah menjadi substansi dalam ranah-ranah diskusi dan debat, padahal sekali lagi itu adalah prestasi yang kita capai bersama.
Masuknya UNPAD di peringkat 651-700 dalam QS World University Ranking 2019 Edition yang dipublikasikan 6 Juni 2018 untuk pertama kalinya merupakan langkah maju yang patut di apresiasi sebagaimana juga dengan membaiknya peringkat UNPAD secara Nasional tahun 2018 ke peringkat 9 dari tahun sebelumnya yakni 14.
Indikator-indikator yang digunakan baik dalam QS World University Ranking 2019 Edition maupun pemeringkatan yang dilakukan oleh Ristek Dikti menunjukkan peningkatan yang telah dilakukan oleh UNPAD dalam berbagai aspek.
Aspek akademik (seperti Faculty Student Indicator), riset arikel dan publikasi (peringkat 4 dalam indikator penelitian dan PPM) dan aspek kemahasiswaan adalah aspek yang meningkat cukup tajam. Capain ini memberikan dampak yang sangat positif terutama terhadap lulusan UNPAD untuk bersaing dengan lulusan dari universitas lainya.
Integritas menjadi poin penting dalam dunia pendidikan dan hal ini tidak luput dari perhatian UNPAD.
Pendidikan karakter untuk membangun integritas, khususnya bagi mahasiswa menjadi tantangan yang dijawab oleh UNPAD melalui blended pengetahuan dan nilai-nilai (seperti nilai-nilai anti korupsi) yang dilakukan pada mata-mata kuliah di program Tahapan Persiapan Bersama (TPB) UNPAD, yang semakin menunjukkan karakter UNPAD sebagai lembaga pendidikan yang juga mementingkan integritas lulusannya. Tidak semata-mata membangun pendidikan karakter, untuk mewujudkan land of integrity, transparansi terus dilakukan oleh lembaga melalui ranah-ranah diskusi serta mengefektifkan sistem-sistem
pelaporan di lingkungan UNPAD (http://ppid.UNPAD.ac.id/).
Disadari terlepas dari prestasi yang telah dicapai oleh UNPAD, masih banyak yang harus dibenahi dan ini menjadi tanggungjawab kita bersama. Tantangan dan tuntutan yang harus dihadapi lembaga pendidikan tinggi seharusnya mendorong kita untuk maju bersama.
Kritik seharusnya membuka ruang diskusi tanpa me-nihil-kan apa yang telah kita capai bersama atau setidak-tidaknya apa yang sedang kita usahakan bersama-sama untuk kemajuan UNPAD.
SELAMAT BER-PESTA DEMOKRASI UNPAD-KU!
Salam,
MANAJER AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Kami yang mendukung dan berkontribusi:
1. Dr. Cipta Endyana, ST. MT.
2. Wanodyo Sulistyani, S.H.,M.H.,LL.M.
3. Inu Isnaeni Sidiq, M.A., Ph.D.
4. Dani Rizali Firman, drg., M.Si., M.Sc.
5. Dr. Hery Wibowo, S.Psi.,Mm.
6. Noladhi Wicaksana, Ph.D.
7. Dr. Ria Bandiara,dr.,SpPD-KGH
8. Nasrul Wathoni, Ph.D., Apt.
9. Cecep E. Kosasih, SKp. MNS,
10. Dr. M. Nurzaman, M.Si.
11. Agus Setiaman, S.Sos., M.Ikom.
12. Dr. Atikah Nurhayati., SP., MP
13. Nanda Natasia ST., MT.
14. Dr. Wa Ode Zusnita
15. Syahirul Alim, M.Si.