Karena Sering Gempa, Belajar dari Orang Jepang yang Selalu Tetap Waspada. Gempa Kumamoto, Jepang dengan kekuatan 7.3 SR pada 16 April 2016, dimana sehari sebelumnya 6.4 SR cukup membuat saya trauma.
2 minggu mencoba menenangkan diri di tanah kelahiran ternyata tidak cukup menghilangkan begitu saja kenangan menyeramkan pertengahan bulan lalu. Walau bercanda riang gembira sesama teman yang mengalami peristiwa yang sama tetap saja seketika kembali ke apartemen, bayangan ketika gempa terjadi sebelumnya selalu ada.
Namun 2 alasan kuat akhirnya sedikit demi sedikit menjadikan kenangan lalu sebagai insiden agar lebih siap jika gempa terjadi kembali.
Alasan pertama adalah ketika melihat orang Jepang disini yang seolah-olah menerima segala konsekuensi yang akan terjadi di tanah kelahirannya. Dengan kata lain, ini tempat tinggal kami, apapun yang terjadi kami siap menghadapinya.
Berikutnya adalah ketika menyadari bahwa saya saat ini bisa dianggap sebagai penduduk Jepang yang diakui melalui kartu residennnya selama studi 10 bulan kedepan, yang artinya harus menerima segala konsekuensi apa yang telah menjadi keputusan untuk memilih Kumamoto sebagai tempat studi.
Oleh karenanya mulailah mengikuti cara-cara orang Jepang ketika menghadapi pasca gempa, terlebih hingga saat ini masih terjadi gempa. [Baca : Cara Pemerintah Jepang Tandai Kelayakan Rumah dan Gedung Pasca Gempa Kumamoto]
Beruntung apartemen yang saya tinggal diberi label hijau yang artinya aman untuk dihuni, berbeda dengan Abdel dengan label kuning, tempat dimana saya mengalami gempa kedua yang maha dahsyat. [Baca : Lebih Dahsyat, Begini Cerita Hari Kedua Gempa Kumamoto dengan 7.1 SR]. Kuning berarti ada kerusakan dan terbatas untuk dihuni.
Melihat beberapa Video terjadinya gempa di Jepang berikut ini
Ada beberapa hal yang dapat diambil kesimpulan,
Bangunan di Jepang dikonsep untuk tahan gempa
Betul sekali, namun pertanyaannya hingga kekuatan berapa kah? gempa susulan hingga saat ini masih dibawah level 5 SR, artinya benda-benda di dalam bangunan bergoyang tapi tidak sampai berjatuhan.
Level 5-6, mulai waspada beberapa benda kecil bisa jatuh
Level 6-7, mulai mengerikan tetapi instalasi listrik dan air masih menyala [Baca : Cerita Di Balik Mengerikannya Gempa 6.4 SR di Kumamoto Jepang]
Level 7-8, Lebih dashyat, listrik dan air otomatis mati [Baca : Lebih Dahsyat, Begini Cerita Hari Kedua Gempa Kumamoto dengan 7.1 SR]
Diatas 8, belum pernah dan semoga tidak akan pernah mengalami
Jarang apartemen bertingkat rubuh total, tetapi retak dan rubuh sebagian sering terjadi. Rusaknya gedung atau rumah berkaitan erat dengan umur bangunan.
Benda-benda di atas bisa tiba-tiba jatuh karena gempa
Mendekati dinding atau kolong meja adalah langkah pertama ketika terjadi gempa, kemudian berusaha untuk keluar.
Oleh karenanya sedikit merubah tatanan kamar agar tidur berada menempel di dinding tembok.
Gempa hingga saat ini belum bisa diprediksi
Hanya sebuah mimpi dari teman saya si Temon yang memprediksikan akan ada gempa ketiga yang lebih besar. Ya konon orang ini memiliki indera ke-6 bahkan 7 hehe
Pasalnya ucapan dia sebelumnya selalu terjadi. Ah di-Zaman era android dan apple store ini sebaiknya kita tetap waspada saja seperti apa yang dilakukan orang Jepang. [Baca : Dari Sisi Historis Ini Alasan Gempa di Kumamoto Jepang Sulit Untuk Diprediksi]
Show must go on
Foto ini menjadi saksi hidup selama studi disini, keluarga dan orang-orang tercinta di Indonesia menjadi motivasi dan semangat hidup di Kumamoto Jepang saat ini.
Apa yang ada di depan mata hadapilah!