Hilang satu tumbuh seribu itu ternyata benar, hilang sepeda 1 banyak tawaran sepeda pengganti dari teman-teman disini.

Tawaran pertama adalah sepeda imut berwarna merah dari si Abdel. Setelah membeli karet pentil yang tersedia di Daiso alias serba 100¥, sepeda bis digunakan.

Sayangnya umurnya cuma seminggu. Gir pemutar roda ngelos, sehingga ketika digoes tidak maju.

Tawaran kedua datang dari temen lainnya orang Mesir, sepeda balap tapi kondisi ban belakang kempes. Selidik punya selidik, ternyata ini sepeda merupakan hasil temuan disekitar kampus yang tidak memiliki pemilik.

Singkat kata, saya meminta bantuan ke si Temon, orang ini ternyata mahir dalam memperbaiki sepeda. Jadi teringat di salah satu adegan film the god must be crazy ketika orang afrika ini menggunakan sepeda ontel dikejar singa. Dari sana bisa disimpulkan sungguh kunonya sepeda disana sehingga masalah perbaikan yang tidak seberapa menjadi keahliannya.

Layaknya teknisi sepeda, dia simpulkan bahwa perbaikan sepeda balap ini sulit, sudah banyak yang berkarat. Mungkin alasan itu juga tidak ada yang mau pakai sepeda ini.

Walhasil kita berkeliling kampus dan akhirnya menemukan harta karun dalam bentuk sepeda. Mengapa? Sepeda ini barunya lebih dari 20ribu atau sekitar 2 jutaan.

Kondisi ban luar masih bagus, tinggal diganti pentil dan diberi oli di setiap geriginya. Selain memiliki keranjang juga dilengkapi pindah gigi.

Kesimpulannya, sebelum beli sepeda, mending cari sepeda layak pakai yang ditinggal pemiliknya. Disini jika ingin membuang sepeda dikenakan biaya yang mahal. Oleh karenanya banyak orang yang menaruh begitu saja di tempat parkir gratis termasuk di kampus.