Pertama kali dalam benak saya ketika menginjakkan kaki di Jepang adalah mencari “Istri Kedua” yang bisa mendampingi pahit manisnya hidup selama 3 tahun disini. Alhamdulillah, cukup mudah untuk mendapatkan restu dari istri pertama. Akhirnya saya pilih yang paling enak dipandang dan memiliki kemampuan diatas rata-rata. Kemudian saya dandani supaya tampil lebih cantik dan tidak diganggu orang.
Dan memang pilihan yang tepat, setiap hari siang dan malam dia menemani saya baik dikala sedih maupun bahagia. Ketika pergi ke kampus, pastinya selalu mendampingi saya. Saya pun setia, tidak pernah meninggalkannya barang sedetik pun.
Ketika pulang hanya untuk makan siang atau malam, selalu saya ajak. Berbeda dengan istri pertama, “Istri Kedua” ini bisa menyimpan memori luar biasa, bahkan kecerdasan dan kecepatan dalam memecahkan suatu masalah patut diacungi jempol. Selain itu, bisa menghasilkan penghasilan setiap bulannya. Jadi siapa bilang punya “Istri Kedua” lebih boros?
Ya inilah “Istri Kedua” saya saat ini, MacBook Air, 8GB Ram, dual processor i7 sangat membantu saya menemani di Jepang saat ini.