X
    Categories: Jepang

Begini Cara Unik dan Hemat Kampanye Caleg di Jepang

Di Kota Kumamoto-Jepang saat ini sedang menjalani masa kampanye bagi para Calon Legislatif (Caleg) yang tentunya yang mewakili distrik Kumamoto. Sekilas saya terheran-heran dengan cara unik dan hemat dalam masa kampanye terbuka yang tanpa adanya pengerahan massa, tanpa panggung dan podium apalagi mengundang musisi untuk berjoged ria, dan yang paling penting tanpa adanya pembagian atribut partai.

Terkadang saya berpikir, definisi kampanye partai politik yang dikenal pesta rakyat di Indonesia sebetulnya telah salah kaprah jika dibandingkan dengan kondisi di Jepang. Dan hal itu di agung-agungkan oleh para Caleg di Indonesia pada umumnya dengan menghambur-hamburkan uang demi meraih simpatisan. Begini Cara Unik dan Hemat Kampanye Caleg di Jepang

1. Media promosi Caleg hanya dalam bentuk poster yang telah ditentukan tempatnya

Tidak ada yang menempel poster di sembarang tempat, apalagi tertancap di pepohonan. Tidak ada satupun baligo segede gaban, spanduk yang berlalu-lalang melintas jalanan. Sungguh kota tetep bersih dan tentunya akan menghemat bagi para calegnya dalam berkampanye dalam artian tidak hanya orang kaya yang bisa menjadi caleg disini.

Poster di jalanan pun sebenarnya diperbolehkan di pasang dengan catatan berada di luar jalan dengan ukuran yang telah ditentukan. Dan jangan harap untuk mendapatkan atribut caleg seperti kaos, topi, dan pernak pernik lainnya disini.

2. Tidak ada Pawai dan pengerahan massa

Cukup bermodal mobil biasa dengan dipasang loud speaker dan berkoar-koar di tengah jalan dengan tanpa mengganggu kenyamanan kita dalam berlalu lintas. Semua bisa tertib dan tidak egois serta tanpa pengawalan sirine ataupun pawai dengan alat-alat musik yang buat gaduh ketika lewat di jalan.

Caleg hanya berkoar dan diam di dalam mobil serta melambai-lambaikan tangannya untuk menyapa orang yang berada di jalanan.

3. Meraih suara dengan menarik simpati masyarakat melalui visi misinya

Tujuan kampanye disini benar-benar mengena, setelah berkoar di jalanan kemudian mencari tempat dimana banyak warrganya. BIasanya adalah di Stasiun Kereta Api. Setiap warganya memiliki pilihan sesuai nuraninya dan tidak pernah bercerita tentang pilihannya.

Itu mungkin sekilas yang saya tangkap di masa kampanye kali ini. Poin pentingnya adalah, di Indonesia Demokrasi telah disalah artikan seperti di tulisan berikut ini.

nazroelwathoni: Hi, selamat datang di blog pribadi saya yang dikemas santai dan mengutamakan manfaat. Hanya sekedar menuliskan apa yang ada di kepala saya ketika menulis di blog ini. Semoga bermanfaat!
Related Post