X

Ada yang Aneh dengan Organisasi Profesi Apoteker (ISFI)

Menristek dalam kesempatannya memberikan materi di acara seminar nasional dan pameran pendidikan Fakultas Farmasi (20 Maret 2009),  “Dahulu pernah ada perubahan dari departemen kehakiman menjadi departemen hukum karena esensi nya adalah Hukumnya bukan Hakimnya, nah melihat hal itu sebetulnya Fakultas Kedokteran juga salah seharusnya Fakultas Kesehatan karena yang dipalajari sehatnya bukan dokternya, seperti Fakultas Farmasi, sudah jelas yang dipelajari ilmu farmasi nya, sekarang apa bedanya Kedokteran dan Kecamatan?” begitulah petikan dari beberapa materi yang diakhiri dengan kalimat retorik, 

Nah sekarang kasus berbeda, melihat backdrop pada acara penataran sertifikasi kompetensi apoteker dimana salah satunya ada logo ISFI lengkap dengan kepanjangannya Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, sebagai organisasi profesi, melihat kepanjangan ISFI berarti orang awam menyimpulkan bahwa ISFI adalah organisasi profesi Sarjana Farmasi (ingat tidak semua sarjana farmasi adalah apoteker), kalo memang ISFI merupakan organisasi apoteker kok ga ada kata apotekernya ya…. apa sengaja sudah terbiasa di balik layar alias hanya jadi pelengkap saja… setahu saya ga ada organisasi Ikatan Sarjana Kedokteran Indonesia, tapi yang ada IDI (Ikatan Dokter Indonesia), saya liat bangga sekali para dokter, setiap mobil mewahnya tanpa malu untuk menempelkan logo IDI di depan kaca mobilnya, pasti ada added value nya mereka masuk organisasi profesinya….. mungkin ini sepele tapi menurut saya ini esensinya, untuk mengubah budaya apoteker yang telah terbentuk dan mengakar, perlu langkah revolusioner untuk mengubahnya, diawali dengan penyesuaian nama organisasi apoteker, Ikatan Apoteker Indonesia, atau mungkin perlu pendapat dari seorang menristek mana yang ga benar….

Selanjutnya banyak hal yang harus dibenahi untuk menghidupkan peran apoteker di berbagai pelayanan, baik dari organisasinya maupun pribadi masing-masing apotekernya, harus ada timbal balik yang saling membutuhkan, tidak cukup hanya dengan konsep teoritis pharmacist yang pada dasarnya diambil berdasarkan pemikiran dan penelitian di negara maju, ini indonesia bung… faktanya teori saja tidak cukup mentah di tengah jalan, perlu kesungguhan dan kekompakan untuk maju bersama, biasanya budaya jelek akan berhenti apabila budaya tersebut sudah termasuk budaya kaum minoritas….

nazroelwathoni: Hi, selamat datang di blog pribadi saya yang dikemas santai dan mengutamakan manfaat. Hanya sekedar menuliskan apa yang ada di kepala saya ketika menulis di blog ini. Semoga bermanfaat!
Related Post