X
    Categories: Blogging

Dari Radio Gelap Waduk FM Hingga Website Bidhuan yang Mulai Mendunia

Teringat ketika jaman SMP dulu sekitar tahun 1995, pertama kali diperkenalkan dengan pelajaran pilihan elektronika. Ya memang dulu saya tertarik untuk berekpresi di dunia persolderan dan kelistrikan, tidak heran orang tua saya dulu memprediksikan akan kuliah di bidang teknik. Awal mula belajar elektro adalah dengan merakit lampu flip flop, 4 lampu yang tinggal disolder nantinya akan berkelap-kelip.

Eksperimen kedua waktu itu adalah membongkar radio tape butut yang sudah tidak berfungsi. Ajaib! dan mungkin sedikit kemujuran juga hinggap disini. Setelah mencoba mengobrak-abrik komponen dan solder sana sini, akhirnya ini radio zaman prasejarah nyala juga, dan dengan bangganya saya pertunjukan kepada ayah saya. Tanpa diduga beliau pun merasa heran, maklum anak bau kencur bisa memperbaiki radio yang mungkin berumur puluhan tahun atau bahkan ribuan tahun makanya dikenal radio firaun (sedikit lebay boleh kan hehe)

Dari situlah, mulai rasa percaya diri bangkit dan bergerilya ke toko elektronik bersama (alm) kaka saya (dr. Agus Naziel Furqon) yang saya cintai yang waktu itu masih dibangku SMA. Tidak hanya itu, berlaga layaknya radio swasta yang waktu itu berjaya di Tasikmalaya, sebutlah Martha FM dan radio RSPD tempat berkirim-kirim pesan yang dulu digandrungi para muda mudi. Belilah antena khusus pemancar setinggi 4 meter.

Berhasil terpasang, pertama yang saya pikirkan adalah menelpon saudara yang berada di radius 10 km dan dengan bangganya agar mencoba siaran FM yang saya bangun. Tentunya dia jawab tidak ada, setelah dicek ternyata memang jangkauan radio transmiter hanya berjarak 100 m, hehe ya lumayanlah tetangga bisa mendengarkan kita siaran.

Selang 3 tahun kemudian ketika duduk di bangku SMA, mulai kembali membangun pemancar radio dengan radius yang lebih luas. Dengan kerjasama dengan pihak sedikit profesional dan mendapatkan suntikan dana (kalau pemerintah sekarang mungkin pinjaman dan kerjasama dari negeri China), akhirnya berhasil membangun radio FM gelap (waktu itu radio tidak berizin dinamakan radio gelap) dengan radius lumayan sekitar 5 km. Lucunya waktu itu, ketika ada sirine buru-buru dimatikan radionya, karen takut ditangkap polisi hehe

Ternyata garis tangan menyatakan lain, pada tahun 2000 tidak jadi kuliah di teknik tetapi malah terdampar di Farmasi Unpad (Universitas Padjadjaran). Untungnya disini ada komunitas orang-orang sedikit nyeleneh alias Bengkel Seni Dongkrak, Unit Kegiatan Mahasiswa yang senang berekpresi diluar kegiatan akademik.

Disini saya bertemu dengan teman-teman yang luar biasa kreatif, dari mulai seni theater, musik, dan berjoged ria terangkum dalam pentas-pentas kabaret atau operet yang saat itu telah mendapat bayaran dan mentas di berbagai kota (tingkat RT maksudnya). Prestasi mencengangkan adalah ketika bermain operet dengan topik To Ming Se, sewaktu F4 lagi jaya-jayanya.

Bukan hanya kabaret, kita pun berhasil membuat film dan sempat diputar diberbagai acara resmi. Bahkan dikirim untuk mengikuti ajang festival film, luar biasa kita mendapat surat undangan ke Jakarta untuk mengikuti ajang seleksi Festival Film Independen. Bangganya kita waktu itu, namun berubah menjadi biasa saja setelah tahu bahwa semua peserta lomba memang mendapat undangan… Ya dikirain dapet nominasi kaya di grammy award getuh hehe.

File-file waktu itu tidak musim upload youtube sehingga file kabaret maupun film nyaris tidak tersisa. Baru di media 2010, beberapa berhasil diselamatkan seperti berikut ini.

Kita banyak diundang ke berbagai tempat dan sempat sepanggung bersama Caffein dan Kuburan yang waktu ngetop. Dengan komuntas inilah, resmi mendirikan Waduk FM. Stasiun radio gelap pertama bahkan mungkin di dunia yang berada di wilayah pendidikan. Waktu itu, Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) bahkan Unpad sendiri belum memiliki stasiun radio. Pendengarnya pun dari seluruh Fakultas di Unpad Jatinangor yang waktu itu disebut Waduk’ers. Daya pancar Waduk FM diperkirakan dengan radius  10 km, maklum Sandra Tobing alias teman jenius yang suka ngoprek punya relasi ke orang yang pernah membuat radio gelap. Masih ingat untuk mengeceknya, membawa walkman dan berkeliling jatinangor.

Sayangnya file-file jingle radio dan musik kreatif lainnya ada di komputer Pentium 2, yang waktu itu sangat sakti mandraguna, laptop pada zaman itu hanya dimiliki oleh 1 orang dari 1000 orang mahasiswa, bahkan komputer PC pun ketika ingin kuliah harus membawa dari mahasiswa yang sedikit berduit dan in focus nya pun 1 di fakultas dengan ukuran segede gaban. Ya memang kita dikenal dengan mahasiswa generasi OHP.

15 tahun berlalu, alhamdulillah teman-teman yang berada di komunitas ini semua tersebar di seluruh Indonesia dan memegang peranan penting di instansinya. Hanya seorang yang sampai saat ini kita kangen dan masih berada di jalur seni, sang pencetus dan pemimpin Kang Ino gagal menyelesaikan studi di Farmasi Unpad. We miss U Ino..!!

April 2014, sejarah saya kembali dimulai di bidang seni. Hanya seni disini beralih ke media website tapi masih berhubungan di bidang elektronik. Selain itu, dulu yang hanya radius 10 km sekarang bisa dijangkau seluruh dunia. Ini adalah contoh dalam setiap harinya, lebih dari 10.000 pengunjung mengunjungi website bidhuan.com dimana pengunjungnya disebut bidhuan’ers.

Alasannya mirip ketika mendirikan radio gelap dulu, komunitas ketika bersama-sama menggerakan hobi itu, saat ini masih dirasa manfaatnya. Oleh karenanya, selain tujuan mengais dollar, melalui bidhuan telah banyak berkenalan dengan komunitas blogger. Semoga kedepannya membawa manfaat juga seperti apa yang telah saya lakukan sebelumnya…aamiin

nazroelwathoni: Hi, selamat datang di blog pribadi saya yang dikemas santai dan mengutamakan manfaat. Hanya sekedar menuliskan apa yang ada di kepala saya ketika menulis di blog ini. Semoga bermanfaat!
Related Post