Tips Membuat Naskah Orasi Ilmiah dalam Pengukuhan Guru Besar

Nazroel.id – Pada tanggal 7 Maret 2023 diadakan Orasi Ilmiah Berkenaan dengan Penerimaan Jabatan
Guru Besar dalam Ilmu Farmasetika dan Teknologi Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran untuk Prof. apt. Nasrul Wathoni, Ph.D

Ada beberapat tips yang ingin disampaikan, yakni

  1. Format outline tergantung institusi, biasanya terdiri dari ucapan salam pembuka, pendahuluan, isi, kesimpulan, ucapan terimakasih, daftar pustaka, dan biodata,
  2. Ingat durasi waktu, selain dicoba untuk dibacakan, bisa diperkirakan 1 menit untuk 1 halaman, jadi maksimal jumlah halaman adalah durasi waktu yang ditentukan
  3. Walaupun acara ilmiah, tapi mayoritas audien nantinya untuk khalayak umum, sehingga dibuat bahasa yang mudah dicerna terutama di bagian pendahuluan dan kesimpulan,
  4. Ucapan salam dan terimakasih, dalam ucapan salam pembuka, pastikan mengikuti template yang biasanya digunakan di setiap institusi akan berbeda, untuk ucapan terimakasih pastikan orang-orang yang berjasa dalam perjalanan hidup meraih gelar guru besar tidak terlewat untuk dibacakan.

Berikut adalah contoh untuk ucapan salam dan isi, serta kesimpulan, untuk ucapan terimakasih dibahas di postingan berikutnya,

Ucapan Salam

Assamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Salam Sejahtera bagi kita semua

Yang terhormat :

  • Ketua, sekretaris dan anggota Majelis Wali Amanat Universitas Padjadjaran,
  • Ketua, sekretaris dan anggota Dewan Profesor Universitas Padjadjaran,
  • Ketua, sekretaris dan anggota Senat Akademik Universitas Padjadjaran,
  • Rektor dan para Wakil Rektor Universitas Padjadjaran,
  • Para Guru Besar tamu
  • Para Dekan dan Wakil Dekan di Universitas  Padjadjaran,
  • Sejawat Dosen beserta tenaga kependidikan di Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran,
  • Ketua dan jajaran pengurus Ikatan Keluarga Alumni (IKA) KOMFAK Farmasi Universitas  Padjadjaran
  • Kepala dan jajaran staff Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan, Bandung
  • Ketua dan jajaran pengurus  Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI)
  • Ketua Komite Ilmu Farmasi Indonesia dan Direktur Utama Institut Pembangunan Jawa Barat Universitas Padjadjaran
  • Ketua dan jajaran pengurus  PD Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Jawa Barat
  • Ketua dan jajaran pengurus  Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kota Bandung
  • Para mitra, alumni dan mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran yang saya banggakan
  • Para sahabat, kerabat serta seluruh keluarga yang saya cintai,
  • Para undangan dan hadirin yang berbahagia

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas perkenan-Nya pada kesempatan ini saya diberikan kesempatan untuk menyampaikan orasi ilmiah di hadapan Bapak dan Ibu sekalian, pada Sidang terbuka Senat Guru Besar dalam bidang ilmu Farmasetika dan Teknologi Farmasi di Universitas Padjadjaran.

Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan orasi ilmiah dari salah satu topik riset saya dengan Judul “Film Hidrogel Mukoadhesif α-Mangostin berbasis Alginat dan Kitosan Untuk Terapi Sariawan ”

Para Guru Besar dan hadirin yang saya hormati, 

1. Pendahuluan 

Hampir semua orang pernah mengalami sariawan, dan sering kali sariawan muncul secara tiba-tiba. Kendati ukuran lukanya kecil, namun sariawan kerap membuat penderitanya tidak enak makan dan tidak nyaman berbicara, sehingga mempengaruhi kualitas hidupnya. Prevalensi sariawan atau Reccurent Apthous Stomatitis (RAS) di dunia diketahui bisa mencapai 25% dari populasi dunia(1). 

RAS adalah penyakit ulseratif yang paling umum pada mukosa mulut pada manusia yang sering diakibatkan oleh trauma, perubahan hormonal, stres fisik atau psikologis, iritasi bahan kimia, faktor genetik, dan alergi (2).

Penggunaan obat-obatan pada RAS bertujuan untuk mempercepat regenerasi sel jaringan. Obat yang digunakan dalam terapi RAS dapat berupa obat modern atau obat alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan rempah-rempah (3) Aplikasi topikal antiseptik (chlorhexidine, triclosan, benzydamine hydrochloride, amlexanox), anestesi lokal (lidocaine, diclonine hydrochloride), atau kortikosteroid (triamcinolone, betametason) telah terbukti memiliki efek positif untuk pengobatan tetapi memiliki efek samping yang berbahaya ketika sering digunakan dalam jangka waktu yang panjang (4). 

Baca ini yuu :   Kurikulum Kampus Merdeka Menuju Akreditasi

Baru-baru ini, α-mangostin (α-M) dari kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) telah dikenal sebagai agen untuk terapi rongga mulut karena memiliki efek antioksidan, antibakteri, dan antiinflamasi. Namun, α-M sulit untuk dikirim langsung ke lokasi karena tidak larut dalam air, oleh karena itu, pembawa untuk pengiriman α-M sangat dibutuhkan. Film hidrogel (HF) dapat digunakan sebagai patch atau plester yang dirancang untuk memisahkan lesi mukosa dari lingkungan mulut, sehingga mengurangi risiko obat terbawa oleh air liur sehingga dapat meningkatkan waktu kontak antara zat aktif dan lesi, meningkatkan efektivitas terapi, dan mengurangi ketidaknyamanan pasien (5,6). 

Pada penelitian sebelumnya, kitosan (Ch) berbasis HF yang berasal dari kitin memiliki resistensi yang tinggi, biokompatibilitas, toksisitas rendah, penyerapan cairan yang tinggi, dan memiliki aktivitas antibakteri yang akan mempercepat penyembuhan. Namun dengan sifat unggul dari Ch, kitosan ternyata memiliki kekurangan yaitu peka terhadap larutan asam. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan ketahanan kimianya, serta hidrofilisitas biologis jangka panjang dengan kombinasi polisakarida lainnya (7). Alginat (Alg), polisakarida alami yang diekstraksi dari rumput laut coklat, telah umum digunakan dalam industri makanan sebagai bahan tambahan atau pengental (8). Alg dan Ch larut bersama dalam kondisi yang tepat dan berinteraksi satu sama lain melalui gugus karbonil Alg dan gugus amino terprotonasi dari Ch (9,10). 

Para Guru Besar dan hadirin yang saya hormati, 

2. Isi

Pembuatan ChAlg HF dan ChAlg/α-M

Film hidrogel Kitosan-Alginat  (ChAlg HF) dibuat dengan menggunakan metode solvent evaporation (11).  Sedangkan, pada pembuatan kombinasi film hidrogel α mangostin  dengan basis kitosan dan alginat (ChAlg/α-M HF) dibuat dengan menggunakan metode casting α-M dalam pelarut metanol (12). ChAlg/α-M HF berhasil dibuat dengan tampilan makroskopik terlihat secara halus (Gambar 1).

Karakterisasi Fisikokimia  

Scanning Electron Microscope (SEM)

Kami selanjutnya menganalisis ChAlg/α-M HF menggunakan SEM untuk mengonfirmasi keberadaan α-M di ChAlg HF. Film hidrogel (1 × 1 cm2 ) ditempatkan pada stub aluminium dan dianalisis dengan SEM (JEOL JSM 6510 LA, Tokyo, Jepang) (13,14). Permukaan HF diamati dengan SEM pada perbesaran 5000. 

Hasil SEM dengan jelas menunjukkan bahwa α-M berada di permukaan ChAlg HF (Gambar 1b). 

Gambar  1. Analisis makroskopik (a) dan mikroskopik (b) sediaan film kitosan-alginat

Uji Tensile Streight dan Elongation At Break

Alat analisa tekstur digunakan untuk menentukan tensile strength/elastisitas saat sobek baik pada keadaan kering dan mengembang pada suhu kamar.

Ikatan silang yang kuat antar polimer dalam HF akan menghasilkan nilai tensile strength yang tinggi dan elongasi putus yang optimum (15). Gambar 2a menunjukkan bahwa Nilai tensile strength berbanding terbalik dengan elongation at break dimana tensile strength yang tinggi akan menurunkan elastisitas (16). Pada penelitian ini, Ch memperkuat struktur Alg dan memberikan struktur kaku ChAlg/α-M HF, menunjukkan bahwa interaksi fisik terjadi antara Alg dan Ch. Hasilnya juga menyiratkan bahwa α-M meningkatkan tensile strength dan menurunkan elongation at break  ChAlg HF. 

C:\Users\Asus\Documents\post doc\ISPST\elongation dan tensile .jpg
C:\Users\Asus\Documents\post doc\ISPST\elongation dan tensile .jpg

Gambar  2. Karakteristik mekanik ChAlg/α-M HF. (a) Tensile strength; (b) elongation at break. Masing-masing nilai adalah rata-rata ± SD dari tiga replikasi. * p < 0.05, dibandingkan terhadap Ch HF. † p < 0.05, dibandingkan terhadap Alg HF. # p < 0.05, dibandingkan terhadap ChAlg HF

Baca ini yuu :   Dewan Profesor Unpad Keluarkan 7 Pernyataan Sikap Terkait Aksi Terorisme

Para Guru Besar dan hadirin yang saya hormati,

Sehubungan dengan bahayanya penggunanan pelarut α-M dengan metanol, kami telah memodifikasi dengan menggunakan etanol pada penelitian berikutnya. 

Penelitian selanjutnya dilakukan pengujian in vivo terhadap tikus dengan kombinasi larutan polimer, plasticizer, dan etanol sebagai pelarut α-M pada permukaan film. Dosis α-M yang digunakan adalah 250 µg. 

Terlihat pada Gambar 3, Film Alg/Chi HF tampak transparan dan homogen, sedangkan film α-M Alg/Chi HF berwarna kuning dan tidak homogen, sedangkan film α-M/EtOH Alg/Chi HF tampak berwarna kuning dan transparan.

Gambar  3. Penampakan makroskopis (a) dan mikroskopis (b)

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis instrumentasi SEM, terdapat perbedaan antara ketiga formula tersebut dimana pada Alg/Chi HF memiliki permukaan yang sedikit berongga. Hal yang sama juga terlihat pada α-M Alg/Chi HF yang masih memperlihatkan butiran α-M pada permukaan film, yang menandakan bahwa α-M tidak larut sempurna dalam pembawa, sedangkan pada α-M/EtOH Alg/Chi HF menunjukan kondisi film terbaik dari ketiganya karena memiliki permukaan yang halus (Gambar 3.b). Hasil analisis SEM mengkonfirmasi penampakan makroskopik dari film hidrogel, dimana pada α-M Alg/Chi HF, masih terdapat butiran yang tidak larut.

Swelling ratio

Tahap pertama uji swelling ratio sebelum menghitung berat adalah merendam film hidrogel dalam PBS. Berdasarkan hasil statistik, terdapat perbedaan yang signifikan antara  α-M/EtOH Alg/Chi HF (37±0,29%) terhadap Alg/Chi HF (25±0,58%)(p < 0,0001) dan  α-M Alg/Chi HF (*p<0,05) (Gambar 4.a). 

Gambar  4. Swelling Index (a) dan waktu mukoadhesif (b) Alg/Chi HF, α–M Alg/Chi HF, dan α-M/EtOH Alg/Chi HF. Hasilnya dinyatakan sebagai rata-rata ± SD (n = 3). † p <0,0001 dan * p <0,05 dibandingkan dengan Alg/Chi-HF.

Evaluasi waktu mukoadhesif bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh film hidrogel α-M untuk melekat pada lapisan mukosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persen mukoadhesif terbaik terdapat pada α-M/EtOH Alg/Chi HF selama 19,3±1,46 menit. α-M/EtOH Alg/Chi HF melekat lebih lama dengan signifikan dibandingkan dengan α-M Alg/Chi HF dan Alg/Chi H (*p < 0,05 (n = 3)).

Karakterisasi Alg/Chi HF, α-M Alg/Chi HF, dan α-M/EtOH Alg/Chi HF

Hasil FTIR dari ketiga formula menunjukkan adanya puncak kuat dan lebar  bilangan gelombang 3000–3500 nm, dimana puncak kuat ditunjukkan pada bilangan gelombang 3300 nm, menunjukkan adanya karakteristik gugus OH. Pada bilangan gelombang 2500–2700 nm-1 terdapat puncak spesifik dan memiliki CH dan C=H yang kuat sesuai dengan puncak cincin aromatik pada bilangan gelombang 690–900 nm-1 tetapi bervariasi pada 1500–1600 nm-1 (Gambar 5a). 

Analisis XRD dilakukan untuk mengetahui karakteristik bentuk dari film hidrogel α-mangostin dengan polimer kombinasi alginat-kitosan. 

Hasil XRD pada analisis film hidrogel Alg/Chi HF, α-M Alg/Chi HF, dan α-M/EtOH Alg/Chi HF mengungkapkan pola difraksi sistem kristal dan amorf yang menjadi ciri material tersebut. Pola difraksi standar α-M menunjukkan puncak intensitas tinggi yang menunjukkan bahwa α-M merupakan bentuk kristal (17). Polimer alginat dan kitosan memiliki pola amorf (tidak ada puncak tajam) (18). 

Gambar  5. (a) Spektrum FTIR; dan (b) pola XRD Alg/Chi HF, α-M Alg/Chi HF, dan α-M/EtOH Alg/Chi HF.

Pelepasan Obat secara In Vitro 

Berdasarkan percobaan pelepasan obat yang dilakukan, 22,40 ± 2,75% α-M dilepaskan setelah 30 menit. Pelepasan obat kumulatif mencapai lebih dari 50% setelah 3,5 jam (53,59±6,24%). Setelah 6 jam, pelepasan obat kumulatif adalah 73,16±3,77% (Gambar 6). Hal ini dapat menjelaskan bahwa film hidrogel yang mengandung polimer sebagai matriks yang bisa memperpanjang waktu pelepasan zat aktifnya (11).

Baca ini yuu :   b-learning (blog learning), Efektif Untuk Tugas Mahasiswa dan Hasilkan Dollar

Studi Penyembuhan Luka In Vivo 

Berdasarkan pengujian luka in vivo yang telah dilakukan, hasilnya sesuai dengan yang tergambar pada Gambar 7. Dibandingkan dengan kelompok kontrol positif (PC) dan kontrol negatif (NC), persentase kesembuhan pada kelompok α-M/EtOH Alg/Chi HF paling tinggi. Pada hari ke 7 persentase kesembuhan mencapai lebih dari 80%. 

Gambar  6. Pelepasan obat in vitro aM/EtOH Alg/Chi-HF

Analisis Histopatologis

Data hasil pengamatan studi histopatologi pada empat kelompok hewan coba menunjukkan hasil yang baik dalam penyembuhan (Gambar 8). Parameter yang digunakan dalam menganalisis hasil pemeriksaan histopatologi adalah ketebalan lapisan epitel yang terbentuk. 

Re-epitelisasi merupakan salah satu indikator penyembuhan ulkus. Ketebalan epitel meningkat pada masing-masing kelompok, namun pada kelompok α-M/EtOH Alg/Chi HF, epitel mulai terbentuk pada hari ke-3, namun pada Alg/Chi HF dan PC, penyembuhan dimulai pada hari ke-5. Di NC, epitel terbentuk pada hari ke-7, berkorelasi dengan ulkus mulut penyembuhan normal, yang dilaporkan sembuh secara spontan dalam 5-7 hari (19,20). 

Gambar  7. Studi penyembuhan luka in vivo dari α-M/EtOH Alg/Chi-HF (a). Penurunan area ulkus (b) Persentase sembuhnya daerah ulkus (c). Setiap nilai mewakili rata-rata ± SD dari tiga percobaan. Pada hari ke-7, * p < 0,05, dibandingkan dengan NC dan Alg/Chi HF.

Perbaikan epitel mulut dipromosikan oleh pembentukan jaringan dan menghasilkan peningkatan ketebalan epitel. Ch merupakan salah satu polimer mukoadhesif yang memiliki kemampuan untuk regenerasi jaringan(21).

Gambar  8. Studi histopatologi lidah dari kelompok perlakuan studi in vivo (a). Peningkatan ketebalan lapisan epitel dalam 7 hari (b)

Para Guru Besar dan Hadirin yang saya hormati,

3. Kesimpulan

Sebagai rangkuman apa yang telah diuraikan, izinkanlah saya menyampaikan poin-poin penting dalam pidato pengukuhan ini: Dalam penelitian ini, karakteristik fisikokimia α-M/EtOH Alg/Chi HF memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai sediaan oral. Selain itu, studi mukoadhesif menunjukkan bahwa α-M/EtOH Alg/Chi HF memiliki waktu mukoadhesif tertinggi jika dibandingkan dengan formula lainnya. α-M dalam α-M/EtOH Alg/Chi HF terkonfirmasi tersebar homogen di seluruh film hidrogel dan menunjukkan respons penyembuhan sariawan yang baik pada hari ketujuh. Hal ini sangat terkait dengan hasil uji histologi, yang menunjukkan pertumbuhan epitel yang signifikan. Berdasarkan temuan ini, dapat disimpulkan bahwa HF atau plester α-Mangostin berbasis alginat dan kitosan berpotensi untuk digunakan dalam terapi sariawan.

Sebagai informasi tambahan, paparan orasi ilmiah ini telah berhasil dipublikasikan di 2 jurnal internasional bereputasi di Q1 dan Q2, 1 paten sederhana, serta dalam tahap proses hilirisasi dengan mitra PT. Lunaray Cahya Abadi untuk sediaan basis HF tanpa α-M.

About nazroelwathoni

Hi, selamat datang di blog pribadi saya yang dikemas santai dan mengutamakan manfaat. Hanya sekedar menuliskan apa yang ada di kepala saya ketika menulis di blog ini. Semoga bermanfaat!

Check Also

Download Excel Surat Pernyataan Lampiran A, B, C,D DUPAK Terbaru

Nazroel.id – Dengan adanya Permen PAN-RB No.1 tahun 2023 tentang Jabatan Fungsional yang diantaranya meniadakan …

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.